Cara mengawetkan bambu secara alami paska panen seperti adalah sebagai berikut:

1.Sebaiknya bambu ditebang pada musim kemarau. Saat ditebang, pastikan umur bambu sudah cukup umur yaitu berkisar antara 3 – 4 tahun.
2. Bersihkan ranting-ranting dan daun dari batangnya.
3. Hilangkan getah yang ada dalam batang bambu dengan cara dipanaskan di atas bara api. Setelah dipotong-potong, lalu bambu direbus hingga mendidih.
Cara untuk mempercepat proses menghilangkan noda yang terdapat pada kulit bambu adalah dengan menambahkan 3 sendok makan soda untuk setiap 15 liter air.
.
Selain cara di atas, masih ada tips yang bisa kita pelajari tentang bagaimana agar bambu menjadi tahan lama. Menurut info yang dikutip dari situs http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.co.id),zat gula yang terdapat dalam batang bambu dan cenderung digandrungi rayap dapat diantisipasi dengan cara memasukkan cairan garam (acid) ke dalam batang bambu yang sudah ditebang

Banyak metoda yang dilakukan oleh nenek moyang kita zaman dulu untuk mengawetkan bambu agar tahan lama.
Ada yang melakukannya dengan cara merendam bambu ke dalam lumpur sungai atau pantai.
Waktu merendamnya membutuhkan waktu cukup lama, yaitu berkisar antara 3-6 bulan.
Berbeda lagi dengan masyarakat sekarang, khususnya para perajin bambu yang kebanyakan memakai minyak tanah atau oli bekas sebagai bahas pengawetnya. Tentu saja cara ini bukan termasuk cara yang alami.

Usai melakukan proses pengawetan, sebaiknya bambu dikeringkan dengan cara menyusunnya secara vertikal dan terlindung dari sinar matahari. Proses ini bisa memakan waktu sekira 2 minggu, tergantung dari kondisi cuaca. Dengan dikeringkan di luar, berarti kita memanfaatkan aliran udara secara alami.
.
Sumber : http://jadipintar.com

Bambu Tanaman Untuk Masa Depan!!

Bambu, sebagai tanaman khas yang tumbuh subur di Indonesia, memiliki banyak kegunaan. Salah satunya –seperti tercatat dalam berbagai tulisan mengenai sejarah bangsa Indonesia – bambu pernah digunakan sebagai senjata selama masa Revolusi Kemerdekaan. Namun pada saat ini, tanaman tersebut seringkali dilupakan sehingga cenderung menjadi tanaman liar. Padahal bambu mempunyai ribuan manfaat mulai dari manfaat budaya, ekonomi, dan lingkungan.

Demikian dinyatakan Jatnika Nanggamiharja, Ketua Yayasan Bambu Indonesia, dalam orasi budaya Malam Budaya “Cahaya untuk Indonesia” yang diadakan Medco Foundation pada 21 Agustus 2015 di Jakarta. Jatnika menegaskan bahwa bambu seharusnya tidak dilupakan, tetapi digarap serius karena tanaman ini merupakan tanaman masa depan. “Bambu berjasa dalam memerdekaan bangsa Indonesia, tetapi sekarang dilupakan. Cenderung menjadi tanaman liar, belum ada perkebunan, padahal bambu adalah tanaman masa depan. Kelak pakaian kita terbuat dari serat bambu, seperti yang sudah diteliti di Jepang, kualitasnya lebih baik. Tanaman ini ada ribuan manfaatnya,” kata Jatnika, yang menerima penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Republik Indonesia di tahun 2015 ini.

Menurut Jatnika, tanaman bambu tidak boleh dilupakan, bahkan harus digarap dengan serius. Saat ini, kata Jatnika, industri bambu belum muncul di Indonesia. Hal ini karena budi daya bambu belum dilakukan dengan serius. “Tak mungkin ada industri bambu di Indonesia kalau tidak perkebunan yang dibudidayakan dengan serius,” ujarnya.

Hingga kini masih banyak persoalan mendasar untuk membangkitkan tanaman bambu. “Bambu masih sering dianggap sebagai tanaman liar. Kita tidak tahu ada berapa hektar tanaman bambu di Indonesia. Kita tidak tahu bagaimana cara menanamnya. Kita tidak tahu bagaimana industrinya. Kita tidak tahu apa yang kita punya,” tambah Jatnika. “Padahal dari seribu lima puluh delapan suku bangsa di Indonesia semuanya mengolah bambu dengan cara berbeda-beda. Rumah-rumah adat di seluruh Nusantara pasti ada komponen bambunya.”

Upaya untuk mengkampanyekan pelestarian tanaman bambu, kata Jatnika, bisa dimulai dengan sederhana. Misalnya mengajarkan cara menanam bambu, memilih waktu tebang, hingga cara menebang. Secara khusus, Jatnika menggarisbawahi waktu tebang harus benar-benar sesuai, yaitu jangan menebang bambu saat rebung sedang tumbuh. “Harusnya ada peraturan pemerintah soal ini, dilarang menebang bambu saat bambu keluar rebung, karena ini akan mematikan induk,” ungkapnya.

Dalam akhir orasinya, Jatnika menegaskan tiga manfaat bamboo, yaitu manfaat budaya, ekonomi, dan lingkungan. Ia menjelaskan bahwa bambu telah terbukti mempunyai manfaat budaya di mana sejak zaman dulu bambu telah digunakan untuk berbagai produk mulai perabotan, senjata, hingga alat-alat kesenian.

Manfaat bambu secara ekonomi juga besar. Menanam bambu untuk satu rumpun akan menghasilkan tiga ratus batang bambu. Jika ditanam di lahan satu hektar dengan seribu rumpun maka akan muncul dua ratus ribu batang bambu yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan bisa mengatasi kemiskinan. “Ada pun manfaat lingkungan itu sangat jelas. Satu batang bambu bisa menghasilkan satu koma dua kilogram oksigen. Akarnya bisa menyerap sembilan puluh persen air hujan,” ucapnya.

Source: “https://www.medcofoundation.org/bambu-adalah-tanaman-masa-depan”

Tips Menyimpan Bambu Agar Awet

Berikut ini adalah beberapa tips perawatan bambu dimulai dari cara penyimpanannya

Bambu yang telah diawetkan haruslah dikeringkan dan disimpan dengan baik agar keawetannya terjaga dan tidak terserang jamur yang dapat merusak keindahan dan kekuatan bambu. Berikut adalah cara pengeringan dan penyimpanan yang kami anjurkan:
.
Bambu yang telah diawetkan dan dalam keadaan basah dapat disimpan horizontal di gudang atau tempat yang terlindung dari air dan panas matahari secara langsung.

Tempat penyimpanan atau gudang harus memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang baik untuk menghindari kelembaban berlebih yang dapat menimbulkan jamur pada bambu.

Bambu tidak boleh kontak langsung dengan tanah atau lantai semen, dan harus dinaikkan dari dasar lantai sekurang-kurangnya 30 cm agar ada sirkulasi udara dibawah.

Tinggi maksimal setiap tumpukan adalah 30 cm, jika lebih, diantara tumpukan harus diberi alas kayu/bambu lain agar ada sirkulasi udara.

Jika bambu yang diterima masih terlalu basah karena baru saja dibongkar dari proses pengawetan, maka bambu harus disimpan secara vertikal selama 2-3 hari sebelum disimpan horizontal, tujuannya adalah agar sisa-sisa air yang ada di bagian rongga dalam bambu keluar sempurna sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat.

Jika bambu dikeringkan dengan cara penjemuran, maka penjemuran haruslah dijaga dan dibolak balik setiap beberapa jam agar batang bambu tidak mengalami keretakan atau bahkan pecah
.
Source :sahabatbambu

Bambu seringkali dimanfaatkan menjadi aneka benda keperluan rumah tangga. Kamu juga bisa memanfaatkan bambu ini untuk membuat aneka kerajinan tangan yang menarik dengan mudah.
beberapa ide kerajinan tangan dari bambu yang bisa kamu buat sendiri di rumah
.
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang mudah tumbuh di sembarang tempat, baik perbukitan maupun hutan dataran rendah. Ini adalah tanaman yang kuat dan tahan dengan berbagai cuaca.
Indonesia memiliki sekitar 140 jenis bambu.
Beberapa jenis bambu adalah seperti bambu kuning, bambu apus, dan bambu legi, yang cocok digunakan sebagai tanaman hias di halaman rumah.
.
Sebagai Bahan Bangunan


Bambu memiliki kekuatan yang luar biasa serta tahan terhadap guncangan gempa. Di desa-desa, masih banyak yang menggunakan bambu sebagai bahan untuk konstruksi rumah
.
Sebagai Alat Masak

Dalam budaya Asia, bambu banyak dimanfaatkan untuk menjadi perlengkapan dapur, seperti centong bambu, bakul, tampah, juga rak piring. Di beberapa daerah, bambu gelondongan juga dipakai untuk memasak makanan, lo. Bahan-bahan makanan dibungkus daun pisang terlebih dahulu, lalu dimasukkan ke dalam bambu, dan digarang di atas api. Memasak dengan metode tersebut dipercaya dapat menghasilkan rasa yang lebih nikmat
.
Bahan Kerajinan


Bambu dikenal memiliki daya tahan terhadap serangga dan kelembapan, juga sangat ramah lingkungan, sehingga layak dijadikan sebagai bahan pembuatan kerajinan. Banyak kerajinan yang bisa dihasilkan dari bahan bambu, seperti kipas, hiasan dinding, gantungan kunci, hiasan meja, dan sebagainya.

Tips Mengatasi Kutu Bubuk Pada Bambu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Benda-benda yang terbuat dari bambu harus dirawat dengan sebaik-baiknya. Walaupun bambu ini telah berubah bentuk, namun karakteristik dasarnya tetap sama. Bambu mengandung zat glukosa yang dapat menarik perhatian serangga-serangga untuk menggerogoti atau memakannya. Apalagi jikalau proses pengawetan bambu tersebut tidak dilakukan dengan benar, maka masih banyak zat glukosa yang tetap tertinggal di dalamnya. Sehingga perabotan/kerajinan berbahan bambu ini rawan diserang hama
Salah satu hama yang kerap menyerang bambu meskipun sudah diolah menjadi suatu produk kerajinan tangan yaitu kutu bubuk. Pada dasarnya, kutu bubuk merupakan hama utama bagi tanaman bambu. Tak hanya menyerang pohon-pohon bambu yang masih hidup saja, tetapi batang-batang bambu yang telah ditebang sampai produk olahan bambu pun tidak luput dari serangan hama yang satu ini. Kami sarankan lakukan upaya-upaya pencegahan sebelum bambu-bambu Anda dimakan oleh kutu bubuk.

1. Gunakan Bambu yang Telah Diawetkan

Bambu adalah material alami yang mengandung zat glukosa yang tinggi. Kandungan air di dalamnya pun tergolong cukup banyak. Maka tidak heran kalau serangga seperti kutu bubuk tertarik menyerangnya. Alasan utamanya yaitu serangga ini ingin mendapatkan makanan dari bambu. Kutu bubuk sebenarnya berusaha memakan bambu tadi dengan menggerogotinya. Agar bambu tidak diserang kutu bubuk lagi, solusinya yaitu Anda harus mengawetkannya. Proses ini akan menghilangkan kandungan air dan glukosa di dalam bambu yang tergantikan oleh bahan kimia yang bersifat racun. Bambu pun menjadi aman.

2. Suntikkan Bahan Kimia ke Dalam Bambu

Bambu yang sudah diawetkan menggunakan bahan kimia memang menjadi lebih aman dari serangan kutu bubuk. Akan tetapi, bahan kimia tersebut lama-kelamaan akan menghilang dengan sendirinya dari bambu. Dibutuhkan upaya sekali lagi untuk memasukkan bahan kimia ke dalam bambu agar tetap awet, terutama produk bambu yang sulit diawetkan memakai metode konvensional. Anda bisa menyuntikkan bahan kimia anti-serangga ke dalam substrat bambu. Berhubung proses penyuntikan/injeksi ini cukup rumit, kami akan membahasnya secara mendalam di artikel yang akan datang.

3. Lapisi Permukaan Bambu dengan Cat Khusus

Berbagai penelitian terus dilakukan untuk melindungi produk-produk olahan bambu dari serangan kutu bubuk. Kini telah ditemukan cat khusus yang memiliki kemampuan anti-serangga sehingga bisa memberi perlindungan kepada bambu agar tidak terserang hama. Cat ini telah ditambahi zat racun yang bersifat kontak sehingga dapat merusak lambung serangga yang mencoba memakan bambu tersebut. Anda bisa mendapatkan cat ini di toko bangunan terdekat dengan label cat anti-serangga. Cat ini bisa diaplikasikan menggunakan kuas, semprot, vakum tekan, dan perendaman. Tak hanya membasmi kutu bubuk dewasa, cat ini juga dapat mematikan telur dan larva kutu bubuk yang sudah ada di dalam bambu.

source:https://arafuru.com/solusi/3-cara-agar-bambu-tidak-dimakan-bubuk-dan-tidak-bubukan.html..

Bambu Laminasi, Bahan Alternatif Pengganti Kayu

Rumah bambu atau kayu akan memberikan kesan bangunan yang hangat dan menyatu dengan sekitar. Untuk fleksibilitas penggunaan material, saat ini, dikembangkan bambu laminasi, yang penampakannya menyerupai kayu. Mari mengenal bambu laminasi, alternatif pengganti kayu.
Terkait dengan papan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, bambu memberikan kontribusi penting terhadap kehidupan. Seiring dengan meningkatnya populasi dan permintaan atas rumah serta bangunan lain, persediaan kayu kian menipis. Kecepatan tumbuh pohon yang kayunya kita ambil tak seimbang dengan meningkatnya pembangunan rumah-rumah baru. Kita pun harus memikirkan bahan alternatif pengganti kayu.

Bambu menjadi pilihan yang baik untuk itu. Dibandingkan kayu, bambu punya banyak keunggulan. Laju pertumbuhan tanaman ini rata-rata 3–10 sentimeter per hari dan dapat dipergunakan dalam umur tumbuh 3–5 tahun. Sebagai material bangunan, bambu juga lebih lentur ketimbang kayu.

Selain itu, dari sisi lingkungan, bambu juga memberikan beragam keuntungan. Bambu mampu menghindarkan dan menahan erosi, memiliki kandungan biomassa yang besar, serta dapat memperbaiki kandungan air tanah.

Bambu laminasi
Untuk mengatasi kelangkaan material kayu, saat ini, dikembangkan bambu laminasi, semacam bambu olahan “siap saji” yang kekuatannya setara. Bahkan, mungkin lebih baik dibandingkan papan laminasi berbahan kayu.

Bambu yang bentuk aslinya berongga, tidak geometris, dan penampangnya bukan berupa lingkaran sempurna cukup sulit untuk dirangkaikan. Namun, teknik perekatan memungkinkan penggabungan beberapa elemen berbentuk balok menjadi satu kesatuan.

Untuk membuat bambu laminasi, dipilih bambu yang besar, tua, kering, dan tebal, seperti bambu mayan, andong, petung, atau wulung. Setelah pangkalnya dibuang, bambu dijadikan bilah-bilah memanjang dengan mesin pemotong. Penyortiran adalah tahap selanjutnya karena diameter bambu tidak selalu sama.

Langkah berikutnya adalah pengawetan. Bilah bambu dimasukkan ke dalam wadah berisi larutan pengawet dan dikeringkan untuk mendapatkan kadar air yang tepat. Setelah itu, dilakukan proses kempa (pengimpitan) dengan material perekat sehingga terbentuklah bambu laminasi. Tahap terakhir, bambu lapis dihaluskan permukaannya, lalu dicat dan divernis agar penampilannya estetis.

Dengan teknik laminasi, penggunaan bambu sebagai bahan bangunan menjadi makin fleksibel. Kita pun turut berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.

source : https:/klasika.kompas.id/baca/bambu-laminasi-alternatif-pengganti-kayu

×

Hello!

Klik Tombol di bawah untuk mengobrol dengan Kami di WhatsApp +62 857-5510-3367

×