Bambu adalah tanaman ajaib !!

Bambu adalah tanaman ajaib. 
Tahukah Anda bahwa memotong bambu merangsang pertumbuhan? 
Alih-alih mengarahkan energi untuk mendapatkan kembali ketinggiannya yang hilang, 
batang bambu yang dipotong hanya akan membuka daun baru.
Daun ini, pada gilirannya, menciptakan dan mengirim energi ke sistem akar 
untuk mendorong pertumbuhan tunas baru. Semakin banyak yang dipanen, 
semakin cepat ia tumbuh. 
Hal itulah yang membuat bambu menjadi sumber daya terbarukan yang luar biasa 
yang dapat dipanen dan akan tumbuh kembali secara alami tanpa perlu direboisasi manual.

Tips Mengelola Rumpun Bambu

Berikut adalah tahapan dan poin-poin penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan rumpun bambu agar produktif menghasilkan batang bambu berkualitas:

Penyiangan dan penggemburan.

Tanaman bambu haruslah dibersihkan dari rumput dan semak belukar serta digemburkan disekeliling rumpunnya minimal 2 kali dalam setahun. Meski biasnaya rumpun bambu tidak ditumbuhi rerumputan dan tidak diperlukan penyiangan kadang kala ada tumbuhan merambat yang perlu dibersihkan juga.

Pembersihan bambu tua dan pengaturan struktur bambu.

Bambu yang patah, kurang sehat, pecah yang tidak tumbuh dengan sempurna haruslah dipotong dan dibersihkan dari rumpun. Pastikan hanya bambu yang sehat yang tumbuh di rumpun. Bambu yang berumur lebih dari 4 tahun harus dipotong. Perlakuan ini diperlukan untuk memastikan produktifitas rumpun bambu yang dikelola.

Pembersihan sisa polybag dan sampah plastik disekitar rumpun bambu.

Ketika bambu ditanam, seringkali menyisakan sampah plastik polybag dibagian rumpun bambu. Ini harus dipersihkan agar tidak menggangu pertumbuhan tunas baru atau rebung bambu. Jika perlu gali dan cari plastik disekitar rumpun untuk memastikan rumpun bersih dari sampah plastik. Sampah plastik yang tertinggal dirumpun akan bertahan bertahun-tahun dan mengganggu pertumbuhan bambu.

Bambu dengan rumpun produktif.

Dengan pengelolaan yang baik, pertumbuhan tunas bambu untuk rebung akan meningkat signifikan pada tahun pertama pengelolaan dan akan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Panen maksimal akan dicapai pada tahun ke-3 atau ke-4. Tentu saja pengelolaan rumpun bambu ini tergantung dari tujuan pemanfaatannya. Apakah untuk penen rebung, panen bambu untuk konstruksi atau kombinasi keduanya.

Kerapatan bambu yang disarankan. Jika tujuannya untuk panen rebung, kerapatan bambu dewasanya disarankan antara 2000-3000 batang perhektar (dengan asumsi bambu jenis petung). Sedangkan jika bambu khusus dipanen untuk kebutuhan batang bambu tua misalnya untuk konstruksi maka kerapatan bambu yang disarankan adalah 3000-4000 batang per hektar. Sedangkan untuk kombinasi keduanya yakni untuk panen rebung sekaligus batang bambu kerapatan bambunya adalah 2500-3500 batang.

source: http://sahabatbambu.com

Cara mengawetkan bambu secara alami paska panen seperti adalah sebagai berikut:

1.Sebaiknya bambu ditebang pada musim kemarau. Saat ditebang, pastikan umur bambu sudah cukup umur yaitu berkisar antara 3 – 4 tahun.
2. Bersihkan ranting-ranting dan daun dari batangnya.
3. Hilangkan getah yang ada dalam batang bambu dengan cara dipanaskan di atas bara api. Setelah dipotong-potong, lalu bambu direbus hingga mendidih.
Cara untuk mempercepat proses menghilangkan noda yang terdapat pada kulit bambu adalah dengan menambahkan 3 sendok makan soda untuk setiap 15 liter air.
.
Selain cara di atas, masih ada tips yang bisa kita pelajari tentang bagaimana agar bambu menjadi tahan lama. Menurut info yang dikutip dari situs http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.co.id),zat gula yang terdapat dalam batang bambu dan cenderung digandrungi rayap dapat diantisipasi dengan cara memasukkan cairan garam (acid) ke dalam batang bambu yang sudah ditebang

Banyak metoda yang dilakukan oleh nenek moyang kita zaman dulu untuk mengawetkan bambu agar tahan lama.
Ada yang melakukannya dengan cara merendam bambu ke dalam lumpur sungai atau pantai.
Waktu merendamnya membutuhkan waktu cukup lama, yaitu berkisar antara 3-6 bulan.
Berbeda lagi dengan masyarakat sekarang, khususnya para perajin bambu yang kebanyakan memakai minyak tanah atau oli bekas sebagai bahas pengawetnya. Tentu saja cara ini bukan termasuk cara yang alami.

Usai melakukan proses pengawetan, sebaiknya bambu dikeringkan dengan cara menyusunnya secara vertikal dan terlindung dari sinar matahari. Proses ini bisa memakan waktu sekira 2 minggu, tergantung dari kondisi cuaca. Dengan dikeringkan di luar, berarti kita memanfaatkan aliran udara secara alami.
.
Sumber : http://jadipintar.com

Tips Menyimpan Bambu Agar Awet

Berikut ini adalah beberapa tips perawatan bambu dimulai dari cara penyimpanannya

Bambu yang telah diawetkan haruslah dikeringkan dan disimpan dengan baik agar keawetannya terjaga dan tidak terserang jamur yang dapat merusak keindahan dan kekuatan bambu. Berikut adalah cara pengeringan dan penyimpanan yang kami anjurkan:
.
Bambu yang telah diawetkan dan dalam keadaan basah dapat disimpan horizontal di gudang atau tempat yang terlindung dari air dan panas matahari secara langsung.

Tempat penyimpanan atau gudang harus memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang baik untuk menghindari kelembaban berlebih yang dapat menimbulkan jamur pada bambu.

Bambu tidak boleh kontak langsung dengan tanah atau lantai semen, dan harus dinaikkan dari dasar lantai sekurang-kurangnya 30 cm agar ada sirkulasi udara dibawah.

Tinggi maksimal setiap tumpukan adalah 30 cm, jika lebih, diantara tumpukan harus diberi alas kayu/bambu lain agar ada sirkulasi udara.

Jika bambu yang diterima masih terlalu basah karena baru saja dibongkar dari proses pengawetan, maka bambu harus disimpan secara vertikal selama 2-3 hari sebelum disimpan horizontal, tujuannya adalah agar sisa-sisa air yang ada di bagian rongga dalam bambu keluar sempurna sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat.

Jika bambu dikeringkan dengan cara penjemuran, maka penjemuran haruslah dijaga dan dibolak balik setiap beberapa jam agar batang bambu tidak mengalami keretakan atau bahkan pecah
.
Source :sahabatbambu

Tips Mengatasi Kutu Bubuk Pada Bambu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Benda-benda yang terbuat dari bambu harus dirawat dengan sebaik-baiknya. Walaupun bambu ini telah berubah bentuk, namun karakteristik dasarnya tetap sama. Bambu mengandung zat glukosa yang dapat menarik perhatian serangga-serangga untuk menggerogoti atau memakannya. Apalagi jikalau proses pengawetan bambu tersebut tidak dilakukan dengan benar, maka masih banyak zat glukosa yang tetap tertinggal di dalamnya. Sehingga perabotan/kerajinan berbahan bambu ini rawan diserang hama
Salah satu hama yang kerap menyerang bambu meskipun sudah diolah menjadi suatu produk kerajinan tangan yaitu kutu bubuk. Pada dasarnya, kutu bubuk merupakan hama utama bagi tanaman bambu. Tak hanya menyerang pohon-pohon bambu yang masih hidup saja, tetapi batang-batang bambu yang telah ditebang sampai produk olahan bambu pun tidak luput dari serangan hama yang satu ini. Kami sarankan lakukan upaya-upaya pencegahan sebelum bambu-bambu Anda dimakan oleh kutu bubuk.

1. Gunakan Bambu yang Telah Diawetkan

Bambu adalah material alami yang mengandung zat glukosa yang tinggi. Kandungan air di dalamnya pun tergolong cukup banyak. Maka tidak heran kalau serangga seperti kutu bubuk tertarik menyerangnya. Alasan utamanya yaitu serangga ini ingin mendapatkan makanan dari bambu. Kutu bubuk sebenarnya berusaha memakan bambu tadi dengan menggerogotinya. Agar bambu tidak diserang kutu bubuk lagi, solusinya yaitu Anda harus mengawetkannya. Proses ini akan menghilangkan kandungan air dan glukosa di dalam bambu yang tergantikan oleh bahan kimia yang bersifat racun. Bambu pun menjadi aman.

2. Suntikkan Bahan Kimia ke Dalam Bambu

Bambu yang sudah diawetkan menggunakan bahan kimia memang menjadi lebih aman dari serangan kutu bubuk. Akan tetapi, bahan kimia tersebut lama-kelamaan akan menghilang dengan sendirinya dari bambu. Dibutuhkan upaya sekali lagi untuk memasukkan bahan kimia ke dalam bambu agar tetap awet, terutama produk bambu yang sulit diawetkan memakai metode konvensional. Anda bisa menyuntikkan bahan kimia anti-serangga ke dalam substrat bambu. Berhubung proses penyuntikan/injeksi ini cukup rumit, kami akan membahasnya secara mendalam di artikel yang akan datang.

3. Lapisi Permukaan Bambu dengan Cat Khusus

Berbagai penelitian terus dilakukan untuk melindungi produk-produk olahan bambu dari serangan kutu bubuk. Kini telah ditemukan cat khusus yang memiliki kemampuan anti-serangga sehingga bisa memberi perlindungan kepada bambu agar tidak terserang hama. Cat ini telah ditambahi zat racun yang bersifat kontak sehingga dapat merusak lambung serangga yang mencoba memakan bambu tersebut. Anda bisa mendapatkan cat ini di toko bangunan terdekat dengan label cat anti-serangga. Cat ini bisa diaplikasikan menggunakan kuas, semprot, vakum tekan, dan perendaman. Tak hanya membasmi kutu bubuk dewasa, cat ini juga dapat mematikan telur dan larva kutu bubuk yang sudah ada di dalam bambu.

source:https://arafuru.com/solusi/3-cara-agar-bambu-tidak-dimakan-bubuk-dan-tidak-bubukan.html..

×

Hello!

Klik Tombol di bawah untuk mengobrol dengan Kami di WhatsApp +62 857-5510-3367

×