Tempat Destinasi Wisata Bambu Yang Wajib Kamu Kunjungi !!

Pernah mendengar hutan bambu Arashiyama? Tempat yang juga dikenal dengan nama hutan bambu Sagano itu termasuk objek wisata alam populer di Kyoto. Bahkan disebut-sebut sebagai salah satu hutan terindah di dunia.
Arashiyama dengan suara ‘nyanyian bambu’ yang dimilikinya memang indah. Namun Indonesia pun punya objek wisata hutan bambu yang tak kalah memikat. Kalau belum kesampaian ke Jepang, tak ada salahnya mengunjungi hutan bambu di kampung halaman

1. Boon Pring Andeman – Malang
Andeman Boon Pring atau biasa disebut Boon Pring saja adalah kawasan ekowisata kepunyaan Kabupaten Malang. Secara administratif, destinasi wisata yang dikenal dengan nama Boon Pring ini terletak di desa Sanankerto, kecamatan Turen, kabupaten Malang.
Tak hanya itu, di tengah hutan bambu terdapat sebuah danau kecil yang menjadi sasaran wisatawan berkeliling menggunakan perahu atau rakit. Wisata Boon Pring ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980-an. Hanya saja, pemandian alam ini mulai populer sekitar tahun 2014, semenjak diadakannya acara Grebeg Sesucen Desa.


2. Hutan Bambu Lumajang – Lumajang
Lumajang, Jawa Timur pun punya wisata hutan bambu yang tak kalah keren. Lokasinya di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro. Hutan bambu yang tadinya tak dilirik ini mulai dikembangkan sebagai lokasi wisata alam dan keluarga sejak tahun 2016.
Anda bisa menemukan 20 spesies tanaman bambu di Hutan Bambu Lumajang. Dua di antaranya bahkan diklaim langka. Pengunjung bisa berpiknik dan menyantap berbagai kuliner lokal yang dijajakan di sana. Mau menginap dengan konsep homestay juga bisa


3. Hutan Bambu Petung 1000 – Mojokerto
Objek wisata hutan bambu yang satu ini masih tergolong baru. Namanya Hutan Bambu Petung 1000 atau Petung Sewu. Letaknya di Dusun Jibru, Desa Belik, Kec. Trawas, Mojokerto, Jawa Timur. Tempat ini baru diresmikan menjadi tempat destinasi ekowisata pada bulan Februari 2019 lalu.


4. Hutan Bambu Keputih – Surabaya
Meskipun terkenal sebagai kota dataran rendah yang gerah, ternyata Surabaya juga punya wisata hutan bambu. Hutan bambu yang berada di Keputih ini menjadi salah satu objek wisata alam nan unik di tengah kota.
Hutan bambu Keputih ini dibangun di atas lahan bekas TPA. Kalau dulu kotor, kini kesejukan dan keasriannya bakal mengingatkan kita kepada latar film kolosal di China atau Jepang.


5. Kampung Bambu Klatakan – Magelang
Habis main ke Candi Borobodur jangan langsung pulang. Pasalnya Magelang punya banyak objek wisata yang tak kalah keren. Salah satunya adalah Kampung Bambu Klatakan. Wisata hutan bambu ini berjarak sekitar 5 kilometer dari Borobodur.
Kelebihan utama tempat ini tentu saja adalah pemandangannya. Anda bisa berfoto atau sekadar piknik sambil menikmati semilir angin yang meniup daun-daun bambu. Kalau cuaca sedang cerah, Anda juga bisa menikmati keindahan sunset. Jangan lupa cicipi juga kuliner tradisional yang dijajakan di sana. Misalnya jenang, nasi jagung kluban, dan bubur sayur.

Mungkin itu Beberapa destinasi wisata bambu yang bisa kami rangkum, semoga bisa menjadi tujuan  anda untuk berwisata selanjutnya 😀

Kisah Inspiratif, Berawal Dari Iseng Hingga Bisa Diminati sampai luar negeri


PEMBUAT MINIATUR DARI BAMBU

Bermula dari iseng, Ali Kasdono (39) warga asal Desa Bebel Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah membuat kerajinan miniatur kapal berbahan baku bambu.
Bahkan hasil karyanya telah berhasil dilirik oleh pecinta kerajinan tangan dari luar negeri.
Ali Kasdono, pengrajin miniatur kapal dari bambu itu mengatakan ide awal membuat miniatur pada saat bekerja di luar negeri.
Mulai dari situ, ketika waktu luang dia sempatkan untuk membuat barang-barang kerajinan.
Di sisi lain, dia belajar banyak mengenai kapal.

“Pada 2010 ide awal membuat kerajinan itu muncul. Saat itu saya masih bekerja di kapal luar negeri tepatnya di Taiwan,” kata Ali kepada Tribunjateng.com di bengkel kerjanya, Sabtu (27/7/2019).
Kemudian pada 2015, ia sudah mulai fokus dalam pembuatan miniatur kapal bambu.
Bermodal cutter dan alat seadanya, Ali merakit miniatur kapal mulai ukuran 0,5 meter sampai 2,5 meter.
Karyanya ini patut diacungi jempol.
Ketika melihat miniatur kapal yang dibuat dirinya, mata dibuat takjub dengan detail kapal sampai ukuran garis anak tangga kecilnya.

Ali mengungkapkan, ia belajar membuat miniatur kapal ini hanya otodidak.
Tidak hanya itu, sejak SMA ia juga hobi menggambar.
“Saya membuat miniatur kapal ini otodidak.

Sinau di Mbah Google (belajar via Google).
Saya juga suka menggambar sejak SMA.
Jadi tidak terlalu rumit dalam mengerjakan kapal tersebut,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, menggunakan bambu karena kualitasnya dan sifatnya yang dapat bertahan lama.

Cara yang digunakan pun tradisional sehingga kelebihan miniatur kapal miliknya yakni detail dengan aneka variasi kapal.
“Bambu yang saya gunakan adalah bambu wulung.
Karena kualitasnya bagus dan kuat hingga puluhan tahun
Kemudian bambu yang dijadikan bahan miniatur harus bambu yang sudah tua,” ujarnya.
Menurut Ali, selain membuat miniatur kapal, ia juga mulai merambah membuat kerajinan yang lainnya seperti miniatur mobil, rumah, gasebo, pesawat, becak, dan jembatan.
Kemudian, untuk harga miniatur kapal tersendiri bermacam-macam.

Ada yang ratusan ribu hingga puluhan jutarupiah.
“Untuk membuat kapal ukuran dua meter, saya kerjakan selama 20 hari.
Sebenarnya tergantung kerumitannya.
Kemudian karyanya dijual harga paling murah Rp 100 ribu dan paling mahal Rp 25 juta,” terangnya.
Ali menjelaskan, biasanya para konsumen justru memesan miniatur kapal ini dengan memperlihatkan gambar yang diinginkan pemesan sendiri.
Saat ini karyanya tidak hanya menembus pasaran lokal atau nasional, namun juga pasaran ke luar negeri.
“Paling banyak dari Singapura dan Malaysia, yang memesan melalui online.
Sedangkan untuk dalam negeri yang sering memesan yaitu dari Surakarta, Yogjakarta, Semarang, Jakarta, Bekasi, Medan, hingga Papua,” jelasnya.

Source : https://www.tribunnews.com Editor: Sugiyarto

Tips Mengelola Rumpun Bambu

Berikut adalah tahapan dan poin-poin penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan rumpun bambu agar produktif menghasilkan batang bambu berkualitas:

Penyiangan dan penggemburan.

Tanaman bambu haruslah dibersihkan dari rumput dan semak belukar serta digemburkan disekeliling rumpunnya minimal 2 kali dalam setahun. Meski biasnaya rumpun bambu tidak ditumbuhi rerumputan dan tidak diperlukan penyiangan kadang kala ada tumbuhan merambat yang perlu dibersihkan juga.

Pembersihan bambu tua dan pengaturan struktur bambu.

Bambu yang patah, kurang sehat, pecah yang tidak tumbuh dengan sempurna haruslah dipotong dan dibersihkan dari rumpun. Pastikan hanya bambu yang sehat yang tumbuh di rumpun. Bambu yang berumur lebih dari 4 tahun harus dipotong. Perlakuan ini diperlukan untuk memastikan produktifitas rumpun bambu yang dikelola.

Pembersihan sisa polybag dan sampah plastik disekitar rumpun bambu.

Ketika bambu ditanam, seringkali menyisakan sampah plastik polybag dibagian rumpun bambu. Ini harus dipersihkan agar tidak menggangu pertumbuhan tunas baru atau rebung bambu. Jika perlu gali dan cari plastik disekitar rumpun untuk memastikan rumpun bersih dari sampah plastik. Sampah plastik yang tertinggal dirumpun akan bertahan bertahun-tahun dan mengganggu pertumbuhan bambu.

Bambu dengan rumpun produktif.

Dengan pengelolaan yang baik, pertumbuhan tunas bambu untuk rebung akan meningkat signifikan pada tahun pertama pengelolaan dan akan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Panen maksimal akan dicapai pada tahun ke-3 atau ke-4. Tentu saja pengelolaan rumpun bambu ini tergantung dari tujuan pemanfaatannya. Apakah untuk penen rebung, panen bambu untuk konstruksi atau kombinasi keduanya.

Kerapatan bambu yang disarankan. Jika tujuannya untuk panen rebung, kerapatan bambu dewasanya disarankan antara 2000-3000 batang perhektar (dengan asumsi bambu jenis petung). Sedangkan jika bambu khusus dipanen untuk kebutuhan batang bambu tua misalnya untuk konstruksi maka kerapatan bambu yang disarankan adalah 3000-4000 batang per hektar. Sedangkan untuk kombinasi keduanya yakni untuk panen rebung sekaligus batang bambu kerapatan bambunya adalah 2500-3500 batang.

source: http://sahabatbambu.com

Cara mengawetkan bambu secara alami paska panen seperti adalah sebagai berikut:

1.Sebaiknya bambu ditebang pada musim kemarau. Saat ditebang, pastikan umur bambu sudah cukup umur yaitu berkisar antara 3 – 4 tahun.
2. Bersihkan ranting-ranting dan daun dari batangnya.
3. Hilangkan getah yang ada dalam batang bambu dengan cara dipanaskan di atas bara api. Setelah dipotong-potong, lalu bambu direbus hingga mendidih.
Cara untuk mempercepat proses menghilangkan noda yang terdapat pada kulit bambu adalah dengan menambahkan 3 sendok makan soda untuk setiap 15 liter air.
.
Selain cara di atas, masih ada tips yang bisa kita pelajari tentang bagaimana agar bambu menjadi tahan lama. Menurut info yang dikutip dari situs http://kotakitaku-tamanbambunusantara.blogspot.co.id),zat gula yang terdapat dalam batang bambu dan cenderung digandrungi rayap dapat diantisipasi dengan cara memasukkan cairan garam (acid) ke dalam batang bambu yang sudah ditebang

Banyak metoda yang dilakukan oleh nenek moyang kita zaman dulu untuk mengawetkan bambu agar tahan lama.
Ada yang melakukannya dengan cara merendam bambu ke dalam lumpur sungai atau pantai.
Waktu merendamnya membutuhkan waktu cukup lama, yaitu berkisar antara 3-6 bulan.
Berbeda lagi dengan masyarakat sekarang, khususnya para perajin bambu yang kebanyakan memakai minyak tanah atau oli bekas sebagai bahas pengawetnya. Tentu saja cara ini bukan termasuk cara yang alami.

Usai melakukan proses pengawetan, sebaiknya bambu dikeringkan dengan cara menyusunnya secara vertikal dan terlindung dari sinar matahari. Proses ini bisa memakan waktu sekira 2 minggu, tergantung dari kondisi cuaca. Dengan dikeringkan di luar, berarti kita memanfaatkan aliran udara secara alami.
.
Sumber : http://jadipintar.com

Bambu Tanaman Untuk Masa Depan!!

Bambu, sebagai tanaman khas yang tumbuh subur di Indonesia, memiliki banyak kegunaan. Salah satunya –seperti tercatat dalam berbagai tulisan mengenai sejarah bangsa Indonesia – bambu pernah digunakan sebagai senjata selama masa Revolusi Kemerdekaan. Namun pada saat ini, tanaman tersebut seringkali dilupakan sehingga cenderung menjadi tanaman liar. Padahal bambu mempunyai ribuan manfaat mulai dari manfaat budaya, ekonomi, dan lingkungan.

Demikian dinyatakan Jatnika Nanggamiharja, Ketua Yayasan Bambu Indonesia, dalam orasi budaya Malam Budaya “Cahaya untuk Indonesia” yang diadakan Medco Foundation pada 21 Agustus 2015 di Jakarta. Jatnika menegaskan bahwa bambu seharusnya tidak dilupakan, tetapi digarap serius karena tanaman ini merupakan tanaman masa depan. “Bambu berjasa dalam memerdekaan bangsa Indonesia, tetapi sekarang dilupakan. Cenderung menjadi tanaman liar, belum ada perkebunan, padahal bambu adalah tanaman masa depan. Kelak pakaian kita terbuat dari serat bambu, seperti yang sudah diteliti di Jepang, kualitasnya lebih baik. Tanaman ini ada ribuan manfaatnya,” kata Jatnika, yang menerima penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Republik Indonesia di tahun 2015 ini.

Menurut Jatnika, tanaman bambu tidak boleh dilupakan, bahkan harus digarap dengan serius. Saat ini, kata Jatnika, industri bambu belum muncul di Indonesia. Hal ini karena budi daya bambu belum dilakukan dengan serius. “Tak mungkin ada industri bambu di Indonesia kalau tidak perkebunan yang dibudidayakan dengan serius,” ujarnya.

Hingga kini masih banyak persoalan mendasar untuk membangkitkan tanaman bambu. “Bambu masih sering dianggap sebagai tanaman liar. Kita tidak tahu ada berapa hektar tanaman bambu di Indonesia. Kita tidak tahu bagaimana cara menanamnya. Kita tidak tahu bagaimana industrinya. Kita tidak tahu apa yang kita punya,” tambah Jatnika. “Padahal dari seribu lima puluh delapan suku bangsa di Indonesia semuanya mengolah bambu dengan cara berbeda-beda. Rumah-rumah adat di seluruh Nusantara pasti ada komponen bambunya.”

Upaya untuk mengkampanyekan pelestarian tanaman bambu, kata Jatnika, bisa dimulai dengan sederhana. Misalnya mengajarkan cara menanam bambu, memilih waktu tebang, hingga cara menebang. Secara khusus, Jatnika menggarisbawahi waktu tebang harus benar-benar sesuai, yaitu jangan menebang bambu saat rebung sedang tumbuh. “Harusnya ada peraturan pemerintah soal ini, dilarang menebang bambu saat bambu keluar rebung, karena ini akan mematikan induk,” ungkapnya.

Dalam akhir orasinya, Jatnika menegaskan tiga manfaat bamboo, yaitu manfaat budaya, ekonomi, dan lingkungan. Ia menjelaskan bahwa bambu telah terbukti mempunyai manfaat budaya di mana sejak zaman dulu bambu telah digunakan untuk berbagai produk mulai perabotan, senjata, hingga alat-alat kesenian.

Manfaat bambu secara ekonomi juga besar. Menanam bambu untuk satu rumpun akan menghasilkan tiga ratus batang bambu. Jika ditanam di lahan satu hektar dengan seribu rumpun maka akan muncul dua ratus ribu batang bambu yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan bisa mengatasi kemiskinan. “Ada pun manfaat lingkungan itu sangat jelas. Satu batang bambu bisa menghasilkan satu koma dua kilogram oksigen. Akarnya bisa menyerap sembilan puluh persen air hujan,” ucapnya.

Source: “https://www.medcofoundation.org/bambu-adalah-tanaman-masa-depan”

×

Hello!

Klik Tombol di bawah untuk mengobrol dengan Kami di WhatsApp +62 857-5510-3367

×