Bambu Tanaman Ramah Lingkungan

Salah satu alasan mengapa bambu ramah lingkungan adalah peningkatan produksi oksigen.
.
Menumbuhkan bambu membantu lingkungan seperti halnya pembangun yang mencari sumber kayu yang siap diisi ulang. Kepadatan hutan bambu dan desain tanaman yang unik memungkinkan rerumputan ini, dibandingkan dengan pohon, menghasilkan 35% lebih banyak oksigen. Karena bambu berkembang biak dengan mudah, planet ini lebih cepat menuai manfaat oksigen ekstra dari rumput
.
Follow Juga
Ig :@gazebobambumalang
Tiktok :@gazebobambumalang
Fb : gazebo bambu malang
www.gazebobambumalang.com
.
Info Pemesanan 0857.3310.5567
Workshop : Jl. Raya Lowokdoro No. 20 Kebonsari kota Malang.

Beberapa Keunggulan Bambu yang harus kamu ketahui

Keunggulan Bambu yang harus kamu ketahui

Bambu dapat menghasilkan oksigen 30% lebih banyak dari pohon dan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan oksigen dan karbondioksida di atmosfer
.
Bambu tidak perlu ditanam kembali dan dapat tumbuh sendiri serta dapat dipanen dalam tiga sampai lima tahun, ini luar biasa bukan??
hukah Anda bahwa bambu dapat dipanen setiap 3-5 tahun,karena tingkat pertumbuhan tanaman yang tinggi.
.
Ketika membandingkan periode singkat pertumbuhan bambu dengan panen, dengan periode lebih dari 25 tahun untuk pohon kayu lunak dan lebih dari 50 tahun untuk banyak spesies kayu keras, bambu harus dipertimbangkan sebagai alternatif yang sangat baik untuk penipisan hutan kita.

bagaimana, sepertinya kita harus mulai menggunakan bambu untuk kebutuhan, karena selain bisa melindungi hutan juga karena sumber dayanya yang besar dan mudah untuk diperbarui 😀

Shot on : Pusat Produksi Gazebo dan Rumah Bambu (Gazebobambumalang) Workshop : Jl. Raya Lowokdoro no 20 Malang

Inisiatif Pemerintah Indonesia Terhadap Bambu

Mengingat karakteristik yang dimiliki oleh bambu,

kami yakin bahwa bambu akan semakin populer sebagai bahan konstruksi dan juga bahan furniture, yang pada dasarnya merupakan pengganti kayu di beberapa industri. Tapi apa yang akan menjadi percikan yang memulai perubahan ini?

Pemerintah Indonesia telah memulai gerakan pada tahun 2016 yang disebut proyek Seribu Desa Bambu, idenya adalah membuat bambu lebih dikenal dan dimanfaatkan sebagai komoditas lokal yang dapat bersaing dengan pasar multinasional dengan menciptakan dan mendidik masyarakat lokal dan korporasi untuk menggunakan dan menanam lebih banyak bambu di seribu desa di seluruh Indonesia.

Bambu Tanaman Untuk Masa Depan!!

Bambu, sebagai tanaman khas yang tumbuh subur di Indonesia, memiliki banyak kegunaan. Salah satunya –seperti tercatat dalam berbagai tulisan mengenai sejarah bangsa Indonesia – bambu pernah digunakan sebagai senjata selama masa Revolusi Kemerdekaan. Namun pada saat ini, tanaman tersebut seringkali dilupakan sehingga cenderung menjadi tanaman liar. Padahal bambu mempunyai ribuan manfaat mulai dari manfaat budaya, ekonomi, dan lingkungan.

Demikian dinyatakan Jatnika Nanggamiharja, Ketua Yayasan Bambu Indonesia, dalam orasi budaya Malam Budaya “Cahaya untuk Indonesia” yang diadakan Medco Foundation pada 21 Agustus 2015 di Jakarta. Jatnika menegaskan bahwa bambu seharusnya tidak dilupakan, tetapi digarap serius karena tanaman ini merupakan tanaman masa depan. “Bambu berjasa dalam memerdekaan bangsa Indonesia, tetapi sekarang dilupakan. Cenderung menjadi tanaman liar, belum ada perkebunan, padahal bambu adalah tanaman masa depan. Kelak pakaian kita terbuat dari serat bambu, seperti yang sudah diteliti di Jepang, kualitasnya lebih baik. Tanaman ini ada ribuan manfaatnya,” kata Jatnika, yang menerima penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Republik Indonesia di tahun 2015 ini.

Menurut Jatnika, tanaman bambu tidak boleh dilupakan, bahkan harus digarap dengan serius. Saat ini, kata Jatnika, industri bambu belum muncul di Indonesia. Hal ini karena budi daya bambu belum dilakukan dengan serius. “Tak mungkin ada industri bambu di Indonesia kalau tidak perkebunan yang dibudidayakan dengan serius,” ujarnya.

Hingga kini masih banyak persoalan mendasar untuk membangkitkan tanaman bambu. “Bambu masih sering dianggap sebagai tanaman liar. Kita tidak tahu ada berapa hektar tanaman bambu di Indonesia. Kita tidak tahu bagaimana cara menanamnya. Kita tidak tahu bagaimana industrinya. Kita tidak tahu apa yang kita punya,” tambah Jatnika. “Padahal dari seribu lima puluh delapan suku bangsa di Indonesia semuanya mengolah bambu dengan cara berbeda-beda. Rumah-rumah adat di seluruh Nusantara pasti ada komponen bambunya.”

Upaya untuk mengkampanyekan pelestarian tanaman bambu, kata Jatnika, bisa dimulai dengan sederhana. Misalnya mengajarkan cara menanam bambu, memilih waktu tebang, hingga cara menebang. Secara khusus, Jatnika menggarisbawahi waktu tebang harus benar-benar sesuai, yaitu jangan menebang bambu saat rebung sedang tumbuh. “Harusnya ada peraturan pemerintah soal ini, dilarang menebang bambu saat bambu keluar rebung, karena ini akan mematikan induk,” ungkapnya.

Dalam akhir orasinya, Jatnika menegaskan tiga manfaat bamboo, yaitu manfaat budaya, ekonomi, dan lingkungan. Ia menjelaskan bahwa bambu telah terbukti mempunyai manfaat budaya di mana sejak zaman dulu bambu telah digunakan untuk berbagai produk mulai perabotan, senjata, hingga alat-alat kesenian.

Manfaat bambu secara ekonomi juga besar. Menanam bambu untuk satu rumpun akan menghasilkan tiga ratus batang bambu. Jika ditanam di lahan satu hektar dengan seribu rumpun maka akan muncul dua ratus ribu batang bambu yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan bisa mengatasi kemiskinan. “Ada pun manfaat lingkungan itu sangat jelas. Satu batang bambu bisa menghasilkan satu koma dua kilogram oksigen. Akarnya bisa menyerap sembilan puluh persen air hujan,” ucapnya.

Source: “https://www.medcofoundation.org/bambu-adalah-tanaman-masa-depan”

×

Hello!

Klik Tombol di bawah untuk mengobrol dengan Kami di WhatsApp +62 857-5510-3367

×